Sihiteezra's Weblog

Love the Life You Live&Live the Life You Love

Menggelinding Bersama Boling

leave a comment »

Karena boling tak sekadar hiburan dan bukan ajang senang-senang.
Karena boling tak sekadar hiburan dan bukan ajang senang-senang, Putty memilih berhenti kuliah. Jangan tanya, apakah dia menyesal atau malah sebaliknya.

Mengenal olahraga boling sejak masih belia, Putty Armein menganggap boling adalah bagian dari hidupnya. Sudah sekitar 18 tahun hidupnya menggelinding dengan boling, sejak olahraga itu mulai dikenalnya ketika dia berusia 11 tahun, di tahun 1992. Tak terpisahkan. “It is what make me I am today and a thing that changes my life,” kata Putty.

Awalnya hanya ikut-ikutan, menemani sang ibu bermain boling. Lalu berikutnya, Putty jatuh cinta pada olahraga itu. Itu ketika dia dan keluarganya tinggal di Malaysia , negara yang di mana boling konon memasyarakat. Setahun mengenal boling, Putty lalu mencoba peruntungan mengikuti seleksi pemain junior nasional Malaysia . Hasilnya Putty lolos tapi namanya dicoret dari daftar. Statusnya sebagai WNI menghalanginya menjadi atlet Malaysia . Tahun berikutnya terulang lagi: Namanya dicoret meski lolos seleksi.

“Mungkin karena kesal dan marah, waktu itu saya ingin segera balik ke Indonesia , bertekad jadi atlet boling dan bisa mengalahkan peboling Malaysia ,” Putty tertawa.

Kesempatan balik ke Indonesia itu datang enam tahun kemudian, yang lantas dimanfaatkan Putty untuk bergabung dengan klub boling Permata. Tak sampai setahun, dia sudah masuk dalam Pelatnas Junior. Sejak itu berbagai kejuaraan boling tak pernah absen diikutinya. Turnamen pertama yang diikutinya adalah Asian Interschool di Singapura, 1998. Putty menyabet perak dan perunggu.

Lalu sekitar empat tahun lalu, dara ini menjadi peboling perempuan Indonesia pertama yang lolos dalam kejuaraan World Ranking Master. Itu kejuaraan boling bergengsi yang hanya diikuti 24 peserta dari berbagai negara dan diadakan setiap tahun. Putty meraih peringkat kedua.

Ceritanya, World Ranking Master membagi tiga zonasi boling dunia: Eropa, Asia , Amerika. Setiap zona berhak mengirimkan delapan peserta. Nah Putty saat itu masuk di peringkat delapan zona Asia dan mengantongi tiket maju ke World Ranking Master. Tak dinyana, di kejuaraan itu, dia malah menyabet ranking dua dunia. Pada tahun yang sama, peringkatnya di Asia menanjak ke urutan teratas, dan baru tahun lalu, peringkat itu melorot ke posisi kedua.

November tahun ini, Putty menargetkan bisa menyabet emas untuk Indonesia di Asian Games. Dia memang mendendam setelah di kejuaraan yang sama empat tahun silam, hanya meraih perak. Di luar targetnya itu, Putty tak pernah absen mengikuti kejuaraan boling. Setiap tahun, enam pertandingan diikutinya. Tahun lalu misalnya, Putty bertolak ke Thailand , Hong Kong , Macao dan sebagainya. Hasilnya lumayan, dia selalu masuk peringkat enam besar.
Benar, boling telah menjadi bagian hidup Putty. Pernah sebulan lamanya, dia tak bermain boling. Hanya menonton. Namun kemudian, dia kembali bermain boling. “Enggak tahu deh, pin-pin itu kayaknya memanggil,” kata Putty.
Selalu Terlambat
Karena kecintaan pada boling itulah, dia memilih meninggalkan bangku kuliah. Itu terjadi 2002, ketika kuliah Putty di FISIP Universitas Indonesia sudah lewat dua semester di FISIP Universitas Indonesia . “Bayangkan, saat itu aku harus bolak-balik Depok-Ancol untuk latihan dan kuliah. Seringnya, aku ya selalu terlambat datang ke jam kuliah,” katanya.

Jangan tanya apakah Putty menyesal atau tidak. Baginya hidup memang haru memilih, dan dia sudah memutuskan untuk memilih hidup dengan boling. “Aku sebenarnya berpikir, para atlet seharusnya diberikan beasiswa untuk kuliah dan didorong untuk bertanding,” katanya.

Kini, Putty tercatat sebagai atlet utama dalam Program Atlet Andalan alias PAL. September tahun lalu dia masih tercatat sebagai atlet madya, yang mendapatkan gaji bulanan dari pemerintah, sekitar 4,7 juta rupiah per bulan. “Yah untuk sekarang cukuplah. Sekarang perhatian pemerintah pada atlet lebih baik meski masih ada kekurangan,” kata Putty.

Satu hal yang Putty sayangkan, boling di Indonesia masih dianggap sebagai hiburan, ketimbang olahraga. Itu kata dia berbeda dengan di Filipina dan Malaysia yang sudah menyosialisasikan boling sebagai olahraga dan digandrungi. “Mungkin karena awalnya olahraga ini dilekatkan dengan selebritis, acaranya terkesan santai dan senang-senang,” kata Putty.

Singkat kata, boling di Indonesia kata Putty kurang publikasi dan kurang mendapat perhatian. Padahal potensi para peboling Indonesia , sangat luar biasa. Apa sebetulnya yang masih dikejar Putty? “Aku ingin dapat gelar juara di AMF Bowling Worldcup. Belum pernah ada orang Indonesia yang meraihnya,” katanya.

Sibuk dengan boling, lalu bagaimana dengan sang suami? “Ah aku belum menikah, pacar juga belum ada,” kata Putty. Dia tertawa.

N ezra sihite

Written by Miss Cha

December 8, 2022 at 1:12 pm

Posted in Uncategorized

Leave a comment