Sihiteezra's Weblog

Love the Life You Live&Live the Life You Love

Afghanistan Diambil Alih Taliban, Semua Berubah

leave a comment »

Kembalinya rezim Taliban menggulung pemerintah Afghanistan lalu menguasai negara itu menjadi peristiwa dunia yang disorot tahun 2021. Apalagi rezim Taliban bisa melakukannya dengan relatif cepat dan tanpa perlawanan berarti dari pasukan pemerintah Afghanistan.

Hal tersebut memang bisa diprediksi usai Amerika Serikat memutuskan menarik pasukan seluruhnya dari negara itu setelah Presiden AS Donald Trump tahun sebelumnya sepakat dengan petinggi Taliban di Doha, Qatar. Namun cepatnya rezim Taliban mengambil alih kota-kota utama di Afghanistan hingga Ibu Kota Kabul pada pertengahan Agustus 2021 membuat transisi menjadi lebih cepat. Perubahan yang terjadi instan tak bisa dihindari.

Prajurit Taliban naik perahu bebek (sumber: Twitter)

Presiden Afghanistan Ashraf Ghani saat itu juga melarikan diri. Pasukan keamanan Afghanistan tak berdaya tanpa bantuan pasukan asing dan bisa dilucuti dengan mudahnya oleh Taliban. Pemimpin Taliban kemudian mengumumkan kemenangan. Mereka juga mengklaim diri bukanlah Taliban yang dahulu dan akan memperhatikan hak-hak perempuan. Sayangnya klaim ini dipertanyakan dan diragukan banyak pihak dan belum terbukti hingga saat ini. Eksodus Masif Situasi di Afghanistan berubah drastis.

Banyak orang termasuk warga Afghanistan sendiri berusaha meninggalkan negara itu. Di antaranya mereka yang selama tak ada Taliban bekerja di perusahaan asing termasuk para kontributor asing, wartawan hingga penerjemah bagi AS dan sejumlah negara. Sebagian dari mereka banyak yang diangkut oleh otoritas asing terkait. Namun sayangnya sebagian lagi harus berjuang sendiri.

Read the rest of this entry »

Written by Miss Cha

December 13, 2022 at 10:29 am

Momo dan Kopaja di Kathmandu

leave a comment »

Whiteboard menu makanan di cafe di Kathmandu. Source: Miss Cha

Awal November 2022 silam saya sempat mengunjungi Kathmandu, Nepal. Ini kali pertama menginjakkan kaki di negara yang sebenarnya sekian lama membuat saya cukup penasaran. Di bayangan saya, eksotisme filosofi ketimuran dalam balutan tradisi Hindu dan Buddha pasti langsung tergambar di wajah nuansa alam, bangunan, tradisi, ritual hingga keseharian masyarakat di sana. Meski saya bukan yogi bukan pula seorang pendaki, Nepal masuk dalam bucket list.

Ulasan dalam pencarian Google menyebut bahwa Oktober hingga November menjadi periode paling tepat mengunjungi negara ini. Wah pengaturan waktu alias timing yang tepat, sempat tercetus dalam hati. Memang, tujuan ke Kathmandu bukan untuk liburan bahkan jauh dari hal itu. Saya ke sana dalam rangka mengikuti semacam leadership bootcamp yang dihelat oleh International Federation of Journalists (IFJ. Jadi, alih-alih melancong sana-sini, dalam sehari saja akan sibuk. Materi, sesi diskusi dan presentasi akan jadi agenda penuh sejak pukul 09.00 pagi hingga 17.00 petangnya. Tak apa, saya tetap girang.

Dan akhirnya saya tiba di Kathmandu.

Siang waktu setempat barangkali pukul 13.40 lebih, saya dan seorang kolega yang juga dari Jakarta, seorang jurnalis dan aktivis salah satu organisasi pekerja media memutuskan keluar hotel. Tujuan utama mencari makan siang. Sementara sesi bootcamp baru akan dimulai esok paginya.

Kami memutuskan keluar dengan spontan saja dan akan makan di tempat yang mungkin menarik. Definisi menarik dalam konteks saya kali ini adalah kuliner lokal yang biasa disantap warga di sana alias akamsi (anak kampung sini) saat makan siang.

Read the rest of this entry »

Written by Miss Cha

December 9, 2022 at 4:40 pm

Mereka yang Mengendus Bau Kuat Senjata AUKUS

leave a comment »

Pakta pertahanan baru AUKUS 3 negara yaitu Australia, Inggris dan Amerika Serikat memicu kritik dan protes. Pakta pertahanan ini dicap bak NATO cabang yang memang belum bergerak namun kapan saja bisa ditekan tombol aktifnya. Diketahui AS sebagai salah satu kekuatan dunia menjadi negara yang cukup getol membangun kerja sama keamanan, aliansi militer hingga pakta pertahanan. Tujuannya demi melanggengkan pengaruh di berbagai belahan dunia.

Lalu biasanya, negara-negara lain akan bergabung dengan aliansi militer hingga pakta pertahanan. Ada dua alasan mengapa negara melakukannya sebagaimana dimuat dalam jurnal “The Changing Nature of Military Alliance” (halaman 135-136) tulisan Bruno Tertrais peneliti the Centre d’Etudes et de Recherche Internationales yang diterbitkan The Washington Quarterly pada 2004.

Kapal perang milliter AS USS Theodore Roosevelt CVN 71 transit di Laut Pasifik Sumber : Xinhua via Global Times

Alasan pertama, negara-negara tersebut memiliki kesamaan ide dan shared values di antara mereka. Alasan kedua adalah sebuah perhitungan untung rugi karena negara harus realistis mengamankan dirinya dan mempertahankan kepentingannya. Sementara AS yang kerap menjadi kreator aliansi pun berubah prioritas dan strateginya dari waktu ke waktu. Contohnya di Asia. Meski sejak lama AS sudah menaruh armada di sejumlah wilayah sekutunya di Asia Pasifik namun akhirnya negara itu kini ingin menancapkan posisi lebih tegas. Agresivitas China di Laut China Selatan menjadi salah satu pemicu. Dan lalu lahirlah AUKUS. China menjadi negara pertama dan tercepat menyambar deklarasi AUKUS pada tengah September 2021 lalu. Tiongkok meradang karena memang AUKUS dipasang major powers untuk menahan pengaruh kekuatan China di Asia Pasifik. Masing-masing dubes China, di Australia, Inggris dan Amerika Serikat (AS) mempertanyakan kerja sama pertahanan dan keamanan terbaru oleh 3 negara.

Read the rest of this entry »

Written by Miss Cha

December 8, 2022 at 2:14 pm

Posted in Uncategorized

Kekalahan Pertama Barry : Blackberry

leave a comment »

Obama akan menjadi Presiden Amerika Serikat pertama yang menggunakan komputer di ruang kerja. Tapi dia akan kalah mempertahankan BlackBerry.

Kalau saja Senator John McCain mengerti Bahasa Indonesia, pada malam final penghitungan suara November lalu Obama tidak mungkin mengirimnya pesan seperti: “Skak! Ksn d lu, Sen.! :)”

Satu digenggam, satu harus dilepas. Satu hari lagi Barrack Obama akan menggenggam jabatan presiden, tapi Blackberry harus dilepas dari genggamannya. Menjadi presiden di negeri yang katanya paling bebas sedunia tidak membuat Obama bebas menyematkan BlackBerry di pinggangnya seperti bertahun-tahun sudah.

Obama sempat meradang. Tapi dia mulai pasrah mempertahankan alat, yang kata dia, menghubungkan dunia luar dengan dirinya yang akan hidup seperti kepompong. Obama, seperti juga George Bush, karena alasan keamanan dan perlindungan hukum diminta untuk tidak mengirimkan surel selama masa jabatannya. BlackBerry memang andal dalam enkripsi atau sekuriti data, tapi tetap saja surel presiden menjadi incaran hacker atau digunakan untuk merugikan dia.

“Saya tidak tahu apakah akan menang,” kata dia dalam wawancara dengan CNBC dan New York Times pekan lalu. “Tapi saya masih memperjuangkannya.”

Di Amerika berlaku Presidential Records Act yang menyatakan semua korespondensi presiden dan wakil presiden dianggap sebagai rekaman dinas. Kedua pejabat itu bisa dipaksa untuk mengungkap ke publik setiap pesan yang dia kirim selama menjabat. Pesan surel presiden juga bisa menjadi objek subpoena, artinya dia bisa dipaksa oleh pengadilan untuk bersaksi mengenai pesan itu. “Mereka akan mengambil ini (BlackBerry) dari tangan saya. Ini harus diperhatikan, tidak hanya untuk Secret Service, tapi juga para pengacara,” kata Barry, panggilan masa kecil Obama.

November silam, Obama belum terlalu khawatir mengenai soal ini. “Saya dalam proses bernegosiasi dengan Secret Service, pengacara, dan staf … untuk mencari bagaimana saya bisa mendapat informasi di luar 10 atau 12 orang yang ada di sekitar kantor saya di Gedung Putih,” kata Obama dalam wawancara dengan ABC News.

Tapi waktu pelantikan semakin dekat dan usaha Obama sepertinya akan buntu. Tidak akan ada lagi terlihat citra Obama yang sedang memainkan jempol sembari serius membaca layar BlackBerry. Melalui alat itu Obama dapat berkomunikasi langsung dengan teman dan penasehat yang rajin mengirimi dia surel. Berkali-kali Obama mengatakan betapa berarti Blackberry baginya. Bahkan dia disebut mengidap crackberry, kecanduan pada Blackberry yang kira-kira setara dengan kecanduan pada pemakai heroin. Kekhasan BlackBerry adalah “menekan” masuknya data ke ponsel tanpa dikomando oleh pemakai. Informasi baru yang terus masuk akan menstimulasi otak, menyita perhatian, bahkan menjadi candu.

Obama punya semua kriteria umum tentang crackberry, seperti yang dilaporkan New York Times. Pertama, benda itu jarang jauh dari dia, sering terlihat tersemat di sabuk pinggangnya. Kedua, dia sempurna sebagai pengetik dengan jempol. Pesan-pesan yang dia kirimkan selalu teratur, tereja benar dan bebas dari simbol dan emoticon. Kalau saja Senator John McCain mengerti Bahasa Indonesia, pada malam final penghitungan suara November lalu Obama tidak mungkin mengirimnya pesan seperti: “Skak! Ksn d lu, Sen.! :)”

Ketiga, dia menggunakannya tak kenal waktu, terkadang mengirim pesan ke ajudannya jam 3 pagi. Keempat, penasehat harus merampas benda itu bila dia harus konsentrasi. Ketika dia duduk dengan tim penasehat dalam persiapan debat dengan McCain, keluar satu peraturan: Tidak ada BlackBerry. David Axelrod, kepala tim strategi kampanye, meminta semua orang meletakkan ponselnya di tengah meja. Obama yang rajin mengintip BlackBerry-nya, tidak terkecuali.

Kelima, dia selalu saja gegas mengetahui berita terbaru. Obama menerima daftar kliping yang panjang, penasehatnya ingin dia tetap membaca blog dan perkembangan berita sepanjang hari. Ajudannya mengatakan dia sepertinya mendengar tentang semua hal dalam waktu sekejap. Keenam, dia bahkan menonton pertandingan olahraga lewat alat itu. Pada masa kampanye, Obama yang harus mengalami perjalanan yang panjang, kerap mengirimkan pesan seperti “Sox!” ketika Chicago White Sox menang pertandingan.

Obama sepertinya ingin membuat kantor kepresidenan menjadi bagian dari gaya abad ke-21. Ajudannya mengatakan Obama meminta disediakan laptop di meja kerjanya di Oval Office. Dia akan menjadi presiden pertama Amerika yang melakukan itu.

Obama menjalankan kampanye berteknologi yang paling sempurna dalam sejarah. Timnya mengoperasikan media sosial seperti pesan teks, surel dan aplikasi iPhone. Obama tercitrakan sebagai presiden yang ramah teknologi. Dengan program iChat pada Apple Macbook-nya dia bisa berbicara sekaligus melihat ekspresi kedua putrinya ketika sedang ‘terlempar’ jauh dari rumah.

Obama tidak berpisah dengan akun surel pribadinya, alamatnya tidak berubah dalam beberapa tahun. Tapi teman-temannya mengatakan frekuensi dia berkorespondensi berkurang jauh. Sejak resmi menjadi kandidat presiden, Obama resmi pula dihinggapi protokoler.

Satu setengah tahun silam, para Demokrat dan pengamat yang mengkhawatirkan prospek Obama menghadapi Hillary Clinton, masih bisa menghubungi dia secara langsung. Tapi Obama telah mengganti nomor ponselnya, jadi surel adalah jalan yang paling mungkin untuk berkomunikasi langsung dengan dia. “BlackBerry-nya terus-menerus diserbu email,” kata Axelrod. “Orang begitu perhatian memberi saran –tapi banyak di antaranya berbenturan.”

Obama jarang meminta memo dan catatan pertemuan dikirim ke rumah atau kamar hotelnya. Semua itu, menurut ajudannya cukup dikirim ke BlackBerry untuk dia kaji. Jika dokumennya terlalu panjang, dia akan membaca atau meresponnya dari komputer jinjing, terkadang memasukkan perubahan suntingan dalam huruf merah. Pada kampanye puncak, ketika kelelahan di titik tertinggi dan beban kerja meningkat, ajudan mengatakan Obama menghabiskan waktu lebih banyak untuk membaca daripada merespon pesan.

Diana Owen, kepala program Studi Amerika di Georgetown University, mengatakan bila Obama bertahan, semakin besar risiko surelnya disadap. “Mereka bisa saja punya cara paling jitu untuk memproteksi surel dan korespondensi digitalnya, tapi semua hal bisa di-hack,” kata Owen yang mempelajari bagaimana presiden berkomunikasi di era internet. “Harusnya dalam pekerjaan presiden ada orang lain yang mewakili dia mengirim surel.”

Transparansi
Tiga hari sebelum pelantikan jabatan pertamanya, George Bush mengirim pesan kepada 42 teman dan kerabatnya tentang situasinya yang sulit menghadapi Presidential Records Act. “Karena saya tidak mau pembicaraan pribadi saya dilihat dan bisa dibuka untuk umum, satu-satunya cara mengatasinya adalah dengan tidak berkorespondensi di dunia maya,” tulis Bush dari alamat surel lamanya G94B@aol.com. “Saya sedih. Saya menikmati berbicara dengan Anda semua.”

Bush mengalah. Banyak orang Texas menganggap kesalahan awal Bush adalah terlalu mendengarkan orang keamanan yang memaksa dia untuk tidak lagi memakai surel pada 2001. Hasilnya, teman-teman lamanya tidak lagi punya cara untuk menembus presiden yang membawa negeri itu ke bukit horor.

Surel memang tidak akan menyelamatkan Bush dari bencana. Tapi bencana bisa dicegah bila Bush mendengar pesan dari, katakanlah, Brent Scowcroft, penasehat Bush senior, yang mengatakan sangat menentang agresi ke Irak. Scowcroft tidak akan membuat Bush marah karena muncul di Wall Street Journal, bila saja dia bisa berbicara langsung. Upaya Scowcroft untuk bertemu Bush secara pribadi dihadang oleh pengawal Gedung Putih.

Isolasi adalah bahaya utama dari pekerjaan presiden, kata George Reedy, bekas pengawal Lyndon B Johnson dalam buku The Twilight of the Presidency. Surel adalah jalan paling efisien bagi eksekutif karena memberi peluang untuk mengakses dunia luar dalam pengertiannya sendiri.

Ada anggapan alasan mengurangi rekaman presidensial di Amerika sejak 40 tahun lalu adalah karena kecenderungan pelanggaran hukum yang dilakukan presiden. Inilah inti soalnya. Bukan kerahasiaan. Bukan keamanan. Bukan privasi.

Pelajaran utama dari kasus Watergate dulu adalah “jangan mencatat apapun.” Jika itu tidak terbukti, maka Anda di atas hukum. Watergate awalnya seperti peristiwa pencurian biasa di kantor Demokrat, Washington DC pada Juni 1972. Insiden yang terjadi saat kampanye pemilihan presiden itu ternyata dilakukan oleh anggota kelompok pendukung Richard Nixon. Namun pelaku konspirasi tingkat tinggi itu semuanya melakukan aksi tutup mulut.

Pada April 1974, Nixon tunduk kepada tekanan publik dan menerbitkan sebagian catatan pembicaraannya yang direkam sehubungan dengan Watergate. Tiga bulan kemudian Mahkamah Agung memerintahkan Nixon agar menyerahkan semua kaset rekaman pembicaraannya mengenai skandal itu. Pada 9 Agustus Nixon mencatat sejarah karena menjadi satu-satunya presiden Amerika yang mengundurkan diri dari jabatannya.

Bila seorang presiden bisa dipaksa pengadilan untuk mengungkap korespondensi surelnya, akan menjadi peluru untuk tegaknya transparansi. Teknologi komputer dan internet menciptakan jalur audit yang mudah dilacak tentang apa yang pernah dilakukan seseorang. Entah itu dia penulis blog ataupun seorang presiden Amerika Serikat. Di abad internet ini membuat presiden jauh dari ‘jangkauan’ akan semakin sulit secara teknis.

Isolasi
“Anda memberitahu hal-hal tentang administrasi saya yang tidak pernah saya dengar,” kata Dwight Eisenhower merespons pertanyaan dalam konferensi pers.

Eisenhower menunjukkan bagaimana seorang presiden menjadi begitu terisolasi dengan kenyataan. Jangankan kenyataan yang jauh, seputar kantornya sendiri pun dia bisa buta. Seorang presiden perlu mendengar beragam opini. Tidak hanya dari penasehat, pakar, dan survei, tapi juga dari teman-temannya.

Obama pernah mengatakan berhubungan lewat surel sebagai cara melarikan diri dari jerat kekuasaan dan tetap menjalin kontak dengan pemilihnya. “Saya harus mencari setiap kesempatan untuk tujuan itu –cara yang tidak tercatat, cara yang tidak terawasi, cara dimana, orang tidak hanya memuji atau berdiri hormat ketika Anda masuk ke ruangan, cara untuk tetap membumi,” kata Obama.

“Betapa pentingnya bagi dia untuk mendapat informasi yang tersaring dari sumber sebanyak mungkin, saya bisa membayangkan dia akan kehilangan kebebasan itu,” kata Linda Douglas, penasehat senior yang mengiringi Obama semasa kampanye.

Obama cukup terganggu dengan protokoler yang mulai menghinggapinya ketika menjalani masa kampanye. “Salah satu yang akan saya kerjakan adalah bagaimana menembus isolasi –balon yang hadir di sekitar presiden,” kata Obama.

Idola Obama, Abraham Lincoln menyebut ini sebagai “bak opini publik”. Lincoln berkorespondensi dengan orang biasa, dan membukan pintu Gedung Putih bagi siapa saja yang ingin datang. Bak ini menjadi kunci sukses kepemimpinan Lincoln. Pada masanya, Franklin Roosevelt menyetir sendiri mobilnya ke kawasan pinggiran Georgia, bertemu orang dan mendengarkan keluhan mereka. Pendekatan Lincoln dan Roosevelt tak mungkin lagi diterapkan. Dunia sudah terlalu luas. Dan teknologi menyediakan jalan untuk keluar dari kepungan rantai komando dan membantu pemimpin mengetahui – atau setidaknya yang paling mendekati- kenyataan.

Lantas bagaimana dengan presiden Indonesia? Bila Pak Susilo kecanduan BlackBerry dan sering mengirim pesan jam 3 pagi, maka akan semakin dia terlihat dengan pelupuk mata yang berkantung dan agak menghitam. N alfred ginting

Dikutip sepenuhnya dari Koran Jakarta 18 Januari 2009

Written by Miss Cha

December 8, 2022 at 1:13 pm

Posted in Uncategorized

Frustrasi dari Tapanuli

leave a comment »

toba_lake_view
Ketidaktegasan pemerintah pusat dan rasa frustrasi pendukung Provinsi Tapanuli berujung anarki.

“Mengapa mereka bisa padahal datang belakangan dari kami? Dan persiapan kami jauh lebih bagus, misalnya Banten, itu DPRD dan Gubernur tidak ada persetujuan. Kok bisa?”

Sekali lagi semangat era reformasi menelan korban. Azis Angkat, ketua DPRD Sumatera Utara, harus kehilangan nyawa di tengah aksi pendukung Provinsi Tapanuli ke kantor dewan. Tidak hanya merusak pagar, pengunjuk rasa, merangsek ke ruang rapat, bahkan ke ruang kerja anggota Dewan. Azis menjadi sasaran, karena dianggap bertanggungjawab melambankan proses pembentukan Provinsi Tapanuli Utara.

Azis memang punya penyakit jantung. Orang sehat mana pun bisa terkena serangan jantung bila jadi sasaran ribuan massa yang marah, di tempat tertutup pula. Sejumlah tersangka pelaku lapangan sudah ditangkapi, sebagian pengatur dan penyandang dana aksi juga sudah ditahan. Masih ada lubang besar dalam kasus ini. Terlalu kejam bila ada skenario unjuk rasa dibuat untuk mencabut nyawa seseorang. Tapi bila sedikit menggeser titik pandang, aksi itu bukan karena sebab sepele.

Selain jatuh korban, yang membuat aksi ini sangat disoroti adalah terjadi menjelang pemilu, ketika suhu politik naik. Karena waktunya tak tepat, sontak saja aksi ini langsung menjadi santapan perang pernyataan politik. Sejumlah tokoh asal Tapanuli disebut tersangkut dengan masalah ini, seperti mantan Menteri Perindustrian Jenderal (Purn) Luhut Panjaitan dan Anggota Dewan Tim Pertimbangan Presiden Jenderal (Purn) TB Silalahi.

Banyak orang Tapanuli merindukan berdirinya provinsi Tapanuli berpisah dari Sumatera Utara. Daerah Tapanuli dianggap terlalu luas. Sumatera Utara memang provinsi termaju di pulau Sumatera, tapi kesenjangan pembangunan tetap saja kelaziman yang menjadi salah satu alasan permintaan pemekaran. Ide pemekaran provinsi Tapanuli sudah ditelurkan sejak tahun 2000, yang akan meliputi kawasan di jazirah Tapanuli, yang sebelum masa reformasi hanya terdiri dari tiga kabupaten (Tapanuli Utara, Selatan dan Tengah serta satu kotamadya (Sibolga).

“Black Campaign”
Yansen Sitorus, sekjen Partai Peduli Rakyat Nasional (PPRN) mengatakan tewasnya Azis tidak murni karena aksi Protap. Yansen orang dekat DL Sitorus, bos grup Torganda yang kini dipenjara 8 tahun karena kasus pembakaran hutan di Riau. DL Sitorus disebut-sebut sebagai salah satu donatur panitia pembentukan Protap. GM Chandra Panggabean, ketua badan pemenangan Pemilu PPRN di Sumut, termasuk salah satu tersangka yang ditangkap. Dia anak GM Panggabean, pemilik Harian Sinar Indonesia Baru (SIB) yang sekarang di Singapura. Ketua DPW PPRN Nurdin Manurung juga ditahan.

“Kalau ditangkap sampai hari ini bukan hanya Chandra dan Nurdin. Ada juga dari partai lain, PDI-P, Demokrat juga. Mereka ditangkap semata-mata karena panitia Protap. Kebetulan mereka itu kader-kader PPRN,” kata Yansen.

“Saya melihat adanya tendensi kepentingan pihak-pihak lain, khususnya dalam kaitan dengan pemilu. Partai-partai mencoba membuat black campaign,” kata Yansen. “Saya melihat kelompok tertentu, tiba-tiba bergerak serentak dengan pernyataan politik di media yang menyudutkan aspirasi Protap,” kata Yansen yang mengenal Azis ketika dulu sama-sama di Golkar.

Menurut Yansen partainya tidak pernah mengeluarkan pernyataan langsung tentang mendukung atau tidak masalah Protap. ”Tapi secara pribadi karena saya berasal dari daerah itu wajar-wajar saja jika saya mendukung Tapanuli untuk berkembang menjadi provinsi. Itu pernyataan saya sebagai warga yang berasal dari Tapanuli. PPRN tidak pernah menyetujui atau menolak. Kita tidak mau masuk dalam konteks itu. PPRN biacara nasional bukan regional,” kata dia.

Yansen menampik bila aksi itu sudah direncanakan untuk menjadi anarkis. “Saya hanya yakin kalau ada provokasi yang terjadi saat ini. Direncanakan memang untuk melakukan penekanan atas pihak-pihak yang harus membuat keputusan,” kata dia. “Mereka sudah letih, sudah berapa tahun mengajukan ini tapi belum ada hasilnya. Soal keterlibatan pendanaan atau instruksi dari Jakarta ke Sumatra Utara, itu saya tidak memahami. Tidak tahu,” kata Yansen.

Luhut Panjaitan menengarai ada rasa frustrasi di kalangan pendukung Protap karena daerah lain seperti Banten, Sulawesi Barat, Kepulauan Riau, Maluku Utara, Papua Barat, Bangka Belitung, dan Gorontalo bisa mendapatkan keinginan mereka dengan mulus. “Mengapa mereka bisa padahal datang belakangan dari kami? Dan persiapan kami jauh lebih bagus, misalnya Banten, itu DPRD dan Gubernur tidak ada persetujuan. Kok bisa?” kata penasehat panitia pembentukan Protap.

Luhut mengatakan tidak perlu ada kecurigaan yang berlebihan terhadap pembentukan Protap, terutama yang berkaitan dengan isu agama. “Dianggap ini mau bikin provinsi Kristen. Tidak ada sama sekali korelasinya,” kata dia.

Sementara itu, mantan Ketua Umum Partai Golkar Akbar Tanjung mengatakan pembentukan Protap perlu mengacu pada aspek historis dari kawasan bekas Kerasidenan Tapanuli. “Kalau diperjuangkan menjadi provinsi, itu mempunyai nilai historis. Karena secara historis kawasan eks Karesidenan itu mempunyai arti penting dalam pergerakan kemerdekaan. Salah seorang tokohnya dr Ferdinand Lumban Tobing kan dari sana, menjadi tokoh nasional,” kata Akbar.

Adinda, Kok Belum Jadi?
Masyarakat Tapanuli Selatan yang populasi mayoritasnya beragama Islam menolak bergabung dengan Provinsi Tapanuli. Demikian juga dengan Tapanuli Tengah dan Sibolga. Peserta provinsi baru tinggal Tapanuli Utara yang kemudian menjadi empat kabupaten baru, yaitu Kabupaten Tapanuli Utara, Toba Samosir, Samosir dan Humbang Hasundutan. Kabupaten ini mayoritas populasinya beragama Protestan dan Katolik.

“Belum apa-apa sudah menguat suara yang mengatakan ibukotanya bukan di Sibolga, tapi di Siborong-borong. Sibolga menjadi menolak ikut,” kata Akbar.

Sebagai tokoh nasional, Luhut dipercaya untuk melakukan lobi-lobi berkaitan dengan macetnya proses pembentukan Protap. Luhut sempat bertemu Azis Angkat pada 12 Januari 2009. Maksud pertemuan itu untuk mengetahu kenapa DPRD Sumut belum juga mengeluarkan persetujuan. Luhut mengaku tidak mengenal Azis secara pribadi.

“Ada yang mengatur pertemuan itu. Kami bertemu makan pagi. Dia datang dengan beberapa orang. Saya tanya: ‘Adinda itu bagaimana dengan propinsi Tapanuli, kok belum jadi, masalahnya dimana? Saya dengar semua kewajiban sudah terpenuhi, ini kan sudah sejak tahun 2000’,” kata pensiunan Jenderal AD ini.

Azis mengatakan masih ada 3 sampai 4 fraksi di DPRD Sumut yang belum setuju soal Protap. Dari Azis, Luhut tahu DPRD Sumut akan menggelar sidang paripurna tanggal 16 Januari untuk memutuskan pemekaran itu. “Dia bilang tolonglah abang approach juga empat partai ini di Jakarta,” kata Luhut yang enggan menyebutkan keempat partai itu.

Luhut bercerita, dirinya lalu bilang,” Gubernur kan sudah setuju. Feasibility study sudah dilakukan sejak lama, Komisi II DPR sudah setuju, terus apalagi? Dia bilang, tolong Abang telepon saja DPR dan Pak Mendagri.”

Sodjuangon Situmorang (dirjen Otonomi Daerah Depdagri) juga ditelponnya, karena Luhut tidak dapat Pak Menteri. Kepada Luhut, mereka bilang akan ada utusan DPRD ke Jakarta. “Depdagri bilang soal keputusan tidak harus bulat, kalau sudah lonjong pun bisa selesai,” kata Luhut lagi.

Sesudah itu, Luhut tidak lagi bertemu atau berkomunikasi dengan Azis, sampai kemudian dia mendapat kabar dari ponsel tentang meninggalnya Azis. Luhut menyangkal soal adanya aktor intelektual atau skenario besar yang dijalankan dalam soal ini. “Ini sebenarnya sederhana kok, jangan dibikin jadi complicated, ada aktor intelektual lah,” kata dia.

Luhut mengakui dirinya cukup mengenal sejumlah tersangkat yang sudah ditangkap di Medan GM Chandra Panggabean dan Hasudungan Butar-butar. “Saya telepon Chandra sehari sebelum ditangkap,” kata dia.

Hasudungan bahkan sempat menemui Luhut di Jakarta. Tapi Luhut menyarankan agar dia menyerahkan diri. “Kau kan masih muda, berani berbuat, berani tanggungjawab, ya sudah kau lapor ke polisi, ini saya kasih tiket pesawatmu pulang,” kata dia.

Tidak Sabar

Akbar Tanjung melihat ada rasa tidak sabar di antara pendukung Protap. Ketika kabupaten pendukung Protap tinggal empat, sementara syaratnya adalah lima, mereka semakin frustrasi. Akbar pernah mengusulkan kepada beberapa tokoh Tapanuli, agar proses pemekaran ini didahului dengan penguatan kabupaten-kabupaten. “Memang kalau kita lihat daerah Tapanuli cukup tertinggal. Atas dasar itulah aspirasi menguat. Kita sudah cukup puas sudah bisa terjadi pemekaran menjadi beberapa kabupaten, perkuat dululah kabupaten itu. Tapi kemudian para tokoh berpendapat, kabupaten sudah terbentuk, kenapa tidak sekalian provinsi,” kata Akbar.

Luhut melihat persoalan ini berangkat dari macetnya komunikasi antarpihak yang berkaitan dengan keputusan pembentukan Protap. “Saya tanya DPRD, apa alasan kalian. Apa ada alasan politik? Sampaikan saja. Komunikasi ini yang tidak jalan,” kata Luhut.

Dia karena itu melihat “peristiwa Medan” itu menjadi aneh sendiri. “Dimana-mana ada demonstrasi kok, itu buahnya reformasi, jadi harus diterima. Alam reformasi ini terkadang memberikan orang peluang menjadi tak terkontrol, berbuat semau gua. Ini terjadi di Maluku, terjadi juga di orang-orang Batak ini.”

Setelah apa yang terjadi, Luhut toh tetap menyatakan mendukung pembentukan Protap. Kata dia, provinsi baru akan memberi peluang bagi daerah Tapanuli untuk sejahtera. Menurut dia daerah Sumatera Utara terlalu luas untuk dikelola dalam satu provinsi. “Saking luasnya, siapapun gubernur di Medan, akan susah untuk melihat semuanya. Untuk ke Tapanuli Utara bisa tujuh jam perjalanan, belum lagi ke dalam. Gubernurnya Batak atau bukan Batak, entah itu Islam atau bukan, pasti akan kehilangan scan control terhadap daerahnya,” kata Luhut.

Dalam hal ini menurut Luhut, pemerintah harus tegas. “Kalau pemerintah bilang tidak, tinggal bilang tidak dan jelaskan kenapa. Pasti nurut mereka itu. Sekarang pemerintah bilang moratorium (jeda), tidak ada yang ribut kan,” kata dia. N alfred ginting/ezra sihite/rangga prakoso/selo cahyo

Dikutip sepenuhnya dari Koran Jakarta Minggu 15 Februari 2009

Written by Miss Cha

December 8, 2022 at 1:13 pm

Posted in Uncategorized

Koalisi, Cara ampuh menyulam ambisi

leave a comment »

Kalau mau kebal terhadap segala kata-kata maka jadilah politisi. Saat ingin dimaklumi berdusta jangan sungkan berkarir di partai-partai yang ada. Jika ingin belajar senyum meskipun segunung rasa benci ada di hati maka belajarlah dari para calon pemimpin negeri ini. Apabila kuasa menjadi hal yang paling diingini apapun jalannya, tak pelak lagi, bidang yang akan disebut birokrasi ini ajangnya. Apa judulnya bagi Jusuf Kalla yang sedang heboh lobi sana lobi sini menyiapkan koalisi. Setelah patah hati karena Demokrat memandangnya sebelah mata, politisi sepuh ini tak kehabisan ide. Tak mudah baginya menyerah kala sebagian dari partainya yang berlambang Beringin itu mendukung dia. Siapa JK di ranah politik dan masyarakat, tak cukup populer. Posisi Golkar yang tak lagi menduduki peringkat pertama dalam pemilu legisllatif. Mereka salah langkah. Atau barangkali rival ketatnya, kencang membagikan keeping dan lembar-lembar berharga. JK sendiri, calon presiden yang kekayaannya lebih dari 200 juta dollar AS. Tak mustahil sebenarnya jika dia lebih banyak berbagi akan menambat hati dengan jumlah lebih. Bukan menyarankan soal politik uang. Tapi ini bicara strategi yang kerap dijalankan oleh para pejabat negeri ini. Setelah hasil penghitungan 9 April itu, lihatlah betapa sumringah wajah si ganteng yang dikagumi banyak ibu itu. Sebelumnya beban berat terlihat tersemat. Tapi semua itu lepas kini. Demokrat benar-benar berada di atas angin. Dengan perolehan lebih dari 20%, partai biru ini terpuaskan. Sekalipun proses pemilu yang carut-marut ini sedang dipermasalahkan. Suara-suara tuntutan muncul menganggap pemilu ini paling kacau. Bagaimana tidak setengah penduduk Indonesia tak ikut memilih. Memang tinimbang calon-calon lain, si tegap ini paling dikenal mampu menarik perhatian. Tapi partai di belakangnya tak perlu lah terlalu bangga dengan “prestasi” itu. Itu bukan wujud kepercayaan namanya, tapi frustrasi masyarakat karena tak ada pilihan. Sekadar memberikan kesempatan agar menyelesaikan program pada periode selanjutnya. Ini mungkin. Lalu, pupus pula harapan Golkar saat Demokrat mencoba “memaksa” mereka membulatkan suara. Maksud SBY, “ kasih calon wapres asal jangan JK, apa susahnya sih ngasi Akbar Tanjung atau Sultan Hamengkubuwono?” . Tapi sang usahawan udzur dari partai Beringin itu tak surut juga ambisinya. Lebih baik berperang degan tenaga sedikit disbanding menyerah, toh kecenderungannya tetap kalah toh. Tak rela dia jika ada actor Gokar yang maju ke kursi RI II. Itu sebabnya, Akbar Tanjung mencoba mengkordinir rapimnas tandingan Golkar, yang pada akhirnya sia-sia tatkala sang “D” menolak mentah-mentah ketidaksatuan suara. Golkar benar-benar repot kali ini. Mau tak mau harus merayu PDIP yang selama ini memang terkesan oposisi dan partai-partai cilik yang ngakunya membela wong cilik itu. Ayo, coba rangkul Hanura, P3,PKS, PDIP yang otomatis kalau ikut koalisi ini akan menggaet Gerindra yang sudah terlebih dahulu mendekatkan diri. Konsekuensinya, kata goobye bagi Prabowo ke kursi RI II apalagi RI I. Lalu rencannya Golkar juga akan mengajak PAN. Lha kan Amin Rais sudah mulai menghamba ke sang D, disebutnya nama Hatta Rajasa yang semasa menjabat menteri transportasi tampaknya tak bias diandalkan itu. Kan waktu mentrans, kecelakaan dalam bidang perhubungan menjamur, baik secara penanganan ataupun pencegahan tak menunjukkan perubahan, hingga akhirnya pria berambut putih ini dimutasi ke kantor secretariat Negara. SBY benar-benar sayang padanya, apalagi senyumnya ikut paling sumringah saat namanya dan Sutrisno Bachir dicalonkan Amin Rais menjadi pendamping SBY. Lalu menyangkut soal Hanura, Wiranto sendiri dulu tak jadi rahasia tak cocok dengan JK. Dia keluar tanpa pamit dari Golkar dan membentuk partai oranyenya itu. Kira-kira demikian masalahnya. Mungkin berpikir pasca 1998, Golkar akan habis tapi muncul citra Golkar Baru yang dikumandangkan bang Akbar Tanjung. Nyawa Golkar memang masih eksis di kancah politik negeri ini, sekalipun tergeser posisinya di Pemilu tapi paling tidak masih disebut partai “besar”. Benar-benar hari-hari yang berat bagi para pemain catur politik ini. Set, set, set, semuanya masih memutar otak. Kalau JK barangkali sudah tak tidur, sibuk mengantisipasi kemungkinan terburuk atau paling tidak menggoncang ruang nyaman sang “D” yang kali ini mulai dinikmati. Dua bulan ini adalah kerja keras, demi sebuah nama besar yang sebenarnya didorong nafsu berkuasa yang terlihat makin membuas dan membabi bitu. Sikut sana sikut sini, hormat sana peluk sini, tawarkan sesuatu untuk sebuah imbalan dan kerjasama mutualis. Hati-hati dihabisi ambisi.

Written by Miss Cha

December 8, 2022 at 1:13 pm

Posted in Uncategorized

Menaklukkan Lautan Lelaki

leave a comment »

Entin Kartini – Nasib nakhoda perempuan pertama di negeri ini. Pulang berlayar sering tak dikenali anak-anaknya.

perempuan1

Tak Mudah Mengubah Pandangan Orang Terhadap Perempuan Yang Meniti Karier Di Bidang Yang Biasanya Sangat “Lelaki”. Anggapan Miring Pun Bisa Muncul, Mulai Dari Melabrak Kodrat, Mengancam Kelanggengan Keluarga, Dan Berbulan-Bulan Bergelut Dengan Awak Kapal Yang Hampir Bahkan Semuanya Adalah Kaum Adam. Kalau Meminjam Istilah Pelayaran, Lelaki Selalu Di Haluan, Perempuan Berkecenderungan Di Buritan. Read the rest of this entry »

Written by Miss Cha

December 8, 2022 at 1:13 pm

Posted in Uncategorized

Menggelinding Bersama Boling

leave a comment »

Karena boling tak sekadar hiburan dan bukan ajang senang-senang.
Karena boling tak sekadar hiburan dan bukan ajang senang-senang, Putty memilih berhenti kuliah. Jangan tanya, apakah dia menyesal atau malah sebaliknya.

Mengenal olahraga boling sejak masih belia, Putty Armein menganggap boling adalah bagian dari hidupnya. Sudah sekitar 18 tahun hidupnya menggelinding dengan boling, sejak olahraga itu mulai dikenalnya ketika dia berusia 11 tahun, di tahun 1992. Tak terpisahkan. “It is what make me I am today and a thing that changes my life,” kata Putty.

Awalnya hanya ikut-ikutan, menemani sang ibu bermain boling. Lalu berikutnya, Putty jatuh cinta pada olahraga itu. Itu ketika dia dan keluarganya tinggal di Malaysia , negara yang di mana boling konon memasyarakat. Setahun mengenal boling, Putty lalu mencoba peruntungan mengikuti seleksi pemain junior nasional Malaysia . Hasilnya Putty lolos tapi namanya dicoret dari daftar. Statusnya sebagai WNI menghalanginya menjadi atlet Malaysia . Tahun berikutnya terulang lagi: Namanya dicoret meski lolos seleksi.

“Mungkin karena kesal dan marah, waktu itu saya ingin segera balik ke Indonesia , bertekad jadi atlet boling dan bisa mengalahkan peboling Malaysia ,” Putty tertawa.

Kesempatan balik ke Indonesia itu datang enam tahun kemudian, yang lantas dimanfaatkan Putty untuk bergabung dengan klub boling Permata. Tak sampai setahun, dia sudah masuk dalam Pelatnas Junior. Sejak itu berbagai kejuaraan boling tak pernah absen diikutinya. Turnamen pertama yang diikutinya adalah Asian Interschool di Singapura, 1998. Putty menyabet perak dan perunggu.

Lalu sekitar empat tahun lalu, dara ini menjadi peboling perempuan Indonesia pertama yang lolos dalam kejuaraan World Ranking Master. Itu kejuaraan boling bergengsi yang hanya diikuti 24 peserta dari berbagai negara dan diadakan setiap tahun. Putty meraih peringkat kedua.

Ceritanya, World Ranking Master membagi tiga zonasi boling dunia: Eropa, Asia , Amerika. Setiap zona berhak mengirimkan delapan peserta. Nah Putty saat itu masuk di peringkat delapan zona Asia dan mengantongi tiket maju ke World Ranking Master. Tak dinyana, di kejuaraan itu, dia malah menyabet ranking dua dunia. Pada tahun yang sama, peringkatnya di Asia menanjak ke urutan teratas, dan baru tahun lalu, peringkat itu melorot ke posisi kedua.

November tahun ini, Putty menargetkan bisa menyabet emas untuk Indonesia di Asian Games. Dia memang mendendam setelah di kejuaraan yang sama empat tahun silam, hanya meraih perak. Di luar targetnya itu, Putty tak pernah absen mengikuti kejuaraan boling. Setiap tahun, enam pertandingan diikutinya. Tahun lalu misalnya, Putty bertolak ke Thailand , Hong Kong , Macao dan sebagainya. Hasilnya lumayan, dia selalu masuk peringkat enam besar.
Benar, boling telah menjadi bagian hidup Putty. Pernah sebulan lamanya, dia tak bermain boling. Hanya menonton. Namun kemudian, dia kembali bermain boling. “Enggak tahu deh, pin-pin itu kayaknya memanggil,” kata Putty.
Selalu Terlambat
Karena kecintaan pada boling itulah, dia memilih meninggalkan bangku kuliah. Itu terjadi 2002, ketika kuliah Putty di FISIP Universitas Indonesia sudah lewat dua semester di FISIP Universitas Indonesia . “Bayangkan, saat itu aku harus bolak-balik Depok-Ancol untuk latihan dan kuliah. Seringnya, aku ya selalu terlambat datang ke jam kuliah,” katanya.

Jangan tanya apakah Putty menyesal atau tidak. Baginya hidup memang haru memilih, dan dia sudah memutuskan untuk memilih hidup dengan boling. “Aku sebenarnya berpikir, para atlet seharusnya diberikan beasiswa untuk kuliah dan didorong untuk bertanding,” katanya.

Kini, Putty tercatat sebagai atlet utama dalam Program Atlet Andalan alias PAL. September tahun lalu dia masih tercatat sebagai atlet madya, yang mendapatkan gaji bulanan dari pemerintah, sekitar 4,7 juta rupiah per bulan. “Yah untuk sekarang cukuplah. Sekarang perhatian pemerintah pada atlet lebih baik meski masih ada kekurangan,” kata Putty.

Satu hal yang Putty sayangkan, boling di Indonesia masih dianggap sebagai hiburan, ketimbang olahraga. Itu kata dia berbeda dengan di Filipina dan Malaysia yang sudah menyosialisasikan boling sebagai olahraga dan digandrungi. “Mungkin karena awalnya olahraga ini dilekatkan dengan selebritis, acaranya terkesan santai dan senang-senang,” kata Putty.

Singkat kata, boling di Indonesia kata Putty kurang publikasi dan kurang mendapat perhatian. Padahal potensi para peboling Indonesia , sangat luar biasa. Apa sebetulnya yang masih dikejar Putty? “Aku ingin dapat gelar juara di AMF Bowling Worldcup. Belum pernah ada orang Indonesia yang meraihnya,” katanya.

Sibuk dengan boling, lalu bagaimana dengan sang suami? “Ah aku belum menikah, pacar juga belum ada,” kata Putty. Dia tertawa.

N ezra sihite

Written by Miss Cha

December 8, 2022 at 1:12 pm

Posted in Uncategorized

Tentang Film dan Budaya Bajo

leave a comment »

Sutradara yang satu ini baru berusia 23 tahun.

Indonesia memiliki banyak hal yang eksotis yang belum terangkat, dan bisa disampaikan kepada publik lewat film. Salah satunya soal laut.

Kamila Andini jatuh cinta pada orang Bajo. Maka sudah dua bulan belakangan dia bolak-balik, mondar-mandir ke Kepulauan Wakatobi, di Sulawesi Utara, menyambangi orang-orang suku pelaut itu, untuk membuat film layar lebar. “Waktu datang kali pertama ke Wakatobi, aku merasa mereka (orang-orang Bajo) miskin tapi dua-tiga hari setelah itu, justru aku merasa paling kaya, bisa makan enak tanpa harus bayar,” kata Dini.

Di Wakatobi, Dini –begitu panggilan perempuan ini biasa dipanggil— memang tinggal bersama suku Bajo, di rumah-rumah panggung yang didirikan di tepi laut itu. Di tempat seperti itulah, dia mengaku bisa makan dan menikmati aneka hasil laut, apa saja, yang menurut orang “darat” mahal. Mereka kata Dini, tak perlu repot mengeluarkan uang, karena bisa menangkap ikan dan hasil laut lainnya, lalu tinggal dimasak. “Untuk makan setiap hari, masyarakat Bajo tidak perlu dicemaskan,” kata Dini.

Dini bercerita, ketertarikannya membuat film tentang orang-orang Bajo berawal dari sebuah film Thailand . Dia lupa judulnya, tapi film Thailand itu mengangkat soal kehidupan para petani beras dan kemudian banyak dibahas para kritikus film. Dari sanalah dia lalu berpikir: mengapa Indonesia yang dikaruniai banyak kekayaan alam dan budaya, tidak membuat film-film semacam itu, film yang mencerminkan ciri khas sebuah negeri.

“ Indonesia ini sering disebut sebagai tanah air, tapi yang selama ini sering ditonjolkan dalam sinema hanya budaya tanah. Lalu di mana airnya? Padahal nenek moyang bangsa ini sebagian besar pelaut dibanding petani,” kata dara berusia 23 tahun ini.

Dari sanalah dia punya gagasan untuk membuat film tentang orang-orang Bajo, suku bangsa pelaut itu, meski itu bermula dari ketidaksengajaan. Ceritanya dua tahun lalu, Dini berkunjung ke Wakatobi. Tak hanya memuaskan diri lewat menyelam, di kepulauan yang termasuk dalam kawasan segitiga terumbu karang dunia itu, Dini mendapat ide membuat film tentang masyarakat berbudaya laut dan nelayan. Kebetulan di Wakatobi, memang terdapat beberapa perkampungan suku Bajo, suku bangsa yang menyebar di beberapa pulau kecil di Nusantara dan beberapa negara dan menggunakan bahasa yang sama.

Desember silam, pengambilan gambar untuk film pertamanya itu sudah dimulai. Judulnya The Mirror Never Lies, dan diharapkan bisa diputar di gedung-gedung bioskop, mulai Agustus tahun depan. Di film itu, Dini tak hanya menjadikan keindahan alam laut Waktobi dan komunitas Bajo sebagai latar belakang, melainkan juga mengangkat soal pencarian jati diri dan konflik sosial.

Inspirasi Hidup
Salah satunya, adalah tradisi iko-iko suku Bajo, tradisi bertutur atau mendongeng dari orang tua kepada anak-anaknya. Biasanya dilakukan di malam hari menjelang tidur, di tengah laut. Di filmnya itu, Dini mengangkat kisah seorang anak perempuan yang tak bisa lagi mendengarkan iko-iko karena ditinggal melaut oleh ayahnya, dan tak kembali.

Ketiadaan iko-iko itulah, yang terus membuat anak perempuan itu berharap ayahnya pulang agar bisa membuatnya cepat tidur, seperti dulu. Dini menuturkan, soal pria yang tak kembali, apakah itu karena hilang, tak pulang dan sebagainya bukan masalah aneh di Bajo. Hal-hal semacam itu sudah dianggap normal, di sana . “Sebenarnya banyak hal yang ingin disampaikan, tapi mau tak mau harus memilih pesan yang paling ingin disampaikan,” kata Dini.

Lalu kata dia, masyarakat Bajo telah menginspirasi hidupnya. Inspirasi itu, antara lain soal kedekatan dengan alam dan ketiadaan kecemasan terhadap alam itu. Bandingkan misalnya dengan orang-orang di Jakarta , yang mulai khawatir dengan gempa, bencana banjir dan sebagainya. “Bayangkan mereka (suku Bajo) tinggal di laut dan dekat dengan potensi tsunami,” kata Dini.

Yang paling mengesankan bagi Dini, orang-orang Bajo menjadikan laut sebagai pribadi dan sangat spiritual. Saat mewawancarai orang-orang Bajo untuk keperluan filmnya, misalnya, mereka, kata Dini, sering menyebut hujan, laut, badai dengan kata ganti orang. Bagi mereka, alam dipelihara maka alam pun akan memelihara.

Dini menjelaskan pengalaman seorang juru kameranya, yang bercerita soal ketajaman naluri orang-orang Bajo. Sekitar tujuh tahun lalu, si juru kamera itu menginap dan tinggal di rumah orang-orang Bajo. Lalu pada suatu malam, orang-orang Bajo di kampung itu ramai-ramai pindah ke balik pulau. Semula di juru kamera tak paham apa yang terjadi, tapi setelah semua pindah, di kampung itu terjadi badai besar.

Dini tak peduli, apakah film yang menggandeng Pemerintah Kabupaten Wakatobi ini kelak akan laku atau tidak. Baginya yang paling penting adalah pesan dari filmnya bisa tersampaikan. ”Ekspektasi masing-masing orang untuk film ini tidak sama, itu yang masih harus dicari. Dan aku mencoba membuat sebaik mungkin, ini tantangan” kata Dini yang berharap filmnya bisa masuk ikut festival.

Senin sore pekan lalu, Dini yang mengenakan busana kasual, jins hitam, knitwear vest warna cokelat dengan blouse tanpa lengan, mengungkapkan, dunia penyutradaraan bukan hal yang sama sekali baru dan tiba-tiba baginya. Dia mengaku, sebelumnya sudah beberapa kali ikut membidani beberapa film pendek, dokumenter, beberapa film televisi dan videoklip grup musik Slank.

Benar, usia Dini memang masih muda. Namun lingkungan dan pendidikannya membuat dia paham dunia penyutradaraan. Pendidikannya tentang media dan seni, dan Garin Nugroho ayahnya adalah sutradara yang punya nama. Di kampusnya, di Melbourne Australia , Dini juga bergabung dengan teater kampus. “Jika ingin membuat film, banyak pancaindra harus merasakan banyak hal, sering melihat, mendengar dan merasakan. Itu modalnya,” kata Dini.

Menurutnya, memang tak mudah membuat film yang benar-benar natural dan jujur. Dini mencontohkan film-film Iran yang menurut penilaiannya, jujur, konflik mengalir, sederhana tapi menjadi kekuatan film negeri Persia itu dalam festival-festival bergengsi internasional. Karena itu, kata dia, untuk bisa membuat film yang jujur, masyarakat harus bisa melihat persoalan dengan apa adanya.

“Contohnya kalau lihat anak jalanan kita pasti langsung kata kasihan, padahal ketika kita melihat itu sebagai realitas maka justru bisa mengangkat hal-hal di dalamnya dengan tidak dibuat-buat,” kata Dini.

Selain soal film, suatu hari kelak, dia berharap bisa menggandeng koreografer untuk mengonsep sebuah pertunjukan panggung. Dini juga berharap bisa semakin baik dalam menulis sehingga bisa berkontribusi di media, seperti koran dan majalah.

Dikutip sepenuhnya dari Koran Jakarta tahun 2019

Written by Miss Cha

December 8, 2022 at 1:12 pm

Posted in Uncategorized

Sosok Polisi Thailand Paling Berani Penjarakan Jenderal Tinggi Militer

leave a comment »

Sosok Paween Pongsirin, perwira tinggi polisi Thailand yang sudah 6 tahun hidup terasing di Australia menggemparkan kembali publik Thailand. Paween Pongsirin dicap menjadi sosok polisi paling berani dan jujur di negara itu setelah mengungkap sindikat penyelundupan manusia terbesar di negaranya yang melibatkan jenderal tinggi militer. Paween Pongsirin juga berhasil memenjarakan jenderal militer tersebut meskipun karier dan jalan hidupnya kemudian berubah.

Bermula dari Paween Pongsirin memimpin penyelidikan kasus penyelundupan manusia di Thailand atas permintaan atasannya setelah beberapa tahun lalu Thailand disorot dunia dalam hal ini. Tahun 2015, Paween Pongsirin memimpin penyelidikan setelah ditemukan setidaknya 30 kuburan dangkal orang-orang Rohingya di perbatasan Thailand-Malaysia. Di hutan perbatasan itu diketahui menjadi tempat sindikat dan mafia perdagangan orang menahan orang-orang Rohingya yang jika sudah tidak bisa membayar akan dijual dan dijadikan budak. Tak jarang mereka dipukuli, diperkosa dan disiksa hingga menyebabkan kematian dan dikubur begitu saja.

Paween Pongsirin (YouTube Al Jazeera)

“Saya tidak bisa membayangkan mengapa manusia bisa melakukan hal sekejam ini kepada sesama manusia,” kata Paween Pongsirin sebagaimana dikutip dari dokumenter produksi Al Jazeera. Tak disangka investigasi yang dilakukan Paween kemudian langsung mengarah kepada Letnan Jenderal Militer Manas Kongpan yang pada tahun 2015 memimpin Angkatan Darat Thailand. Dengan bukti-bukti transfer yang diterimanya menjadi jelas bahwa Manas Kongpan yang bertanggung jawab dalam keamanan di Thailand selatan menjadi bagian dari sindikat penyelundupan manusia selama ini. Disebutkan dari hasil investigasi itu setidaknya lebih dari 100 orang politikus, pengusaha, pejabat polisi dan militer terlibat dilansir dari Thai PBS World. Dari 103 tersangka, 62 orang dinyatakan bersalah. Vonis yang dijatuhkan antara 4 hingga 94 tahun akibat kejahatan luar biasa termasuk membantai para orang Rohingya itu. Jenderal Manas sendiri divonis 70 tahun penjara.

Read the rest of this entry »

Written by Miss Cha

December 8, 2022 at 1:08 pm

Posted in Uncategorized